Sunday, February 3, 2013

Lawak Senyum



1. "Kenapa lelaki perlu beristeri tiga... ."
Jawapannya kerana :
kerana kalau kawin satu isONE
kalau kawin dua isTWO
kalau kawin tiga barulah isTERI... ..

2. SENYUM pada orang tua tanda sayang.
SENYUM pada kanak-kanak tanda kasih.
SENYUM pada kekasih tanda cinta.
SENYUM depan telefon tanda gila,
masih SENYUM lagi... memang sah GILA!

3. " Manusia jatuh CinTa??Tak heran... "
Kuda makan RuMpuT?? Tak aneh...
MONYET pandai picit TETIKUS?? HEBAT!!!! ( MOUSE )
MASIH PICIT??
LUAR BIASA!!!!

4. "Cinta..ibarat kentut... "
makin dipendam makin gelisah...
bila di lepaskan ... ... .
ahhhhhhh lega rasanya... ... .

5.Aku terpaku dek renungan matamu,
hatiku tertanya-tanya, BENARKAH ini?
nafas ku tertahan, kau tunduk SEGAN..
lalu ku bertanya, "kau..kentutkan?"

6. "... bila hidupmu dlm kegelapan, "
maka berdoalah; dan
apabila selesai berdoa, jika
kegelapan masih mengelilingimu
maka bayarlah

Friday, February 1, 2013

Senyum itu satu sedekah, tersilap senyum mengundang padah




Senyum itu satu sedekah, tersilap senyum mengundang padah

Apa tu? Ambil ayat ni dari mana?

Kalau tak senyum orang kata kita sombong. Nak buat apa ni?

Senyum kepada sesama ahli keluarga dan kaum sejenis tidak ada masalah.

Tapi macam mana kalau senyum kepada kaum lawan jenis?
Pernah terfikir tak…..

Akibat senyum  kita ke atas bukan mahram, antaranya:-
Dari sudut positive: orang 2 akan kata kita tak sombong.
Dari sudut negative: Timbul perasaan bukan-bukan dalam diri orang tu.

Memanglah senyum itu adalah sedekah. Kita digalakkan untuk senyum, kerana senyum boleh menimbulkan suasana harmoni di kalangan manusia. Senyum juga boleh mengelakkan pemusuhan sesama kita. Selain itu, senyum juga adalah penawar mujarab dalam memperbaiki pemasalahan antara manusia.

Tetapi senyuman juga haruslah kena pada tempatnya. Jangan senyum bertujuan maksiat seperti senyum antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram sehingga lahir perasaan yang bukan-bukan.

Kesimpulannya, pandailah memilih yang mana baik dan buruk untuk diamalkan. Jangan biarkan senyuman sedekah menjadi bala dan maksiat. Sia-sia je kalau perkara ini berlaku….

Harap maklum ya….

P lu….

Cincau…

Tata ……

Senyum itu, Selain Sehat Juga Ibadah




Bagi seorang Muslim, senyuman itu sedekah yang murah meriah. Sebab, senyum itu bernilai ibadah dalam Islam. Namun, ternyata senyum juga menyehatkan jiwa dan psikis. Konon, senyum itu sama dengan olahraga ringan 20 menit.
Islam memberikan perhatian khusus mengenai senyum. Sebuah hadist  berbunyi, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah” (HR Tirmizi dan Abu Dzar). 
Hadits yang lain menegaskan, “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi). Karenanya, Rasul mengingatkan umat Islam untuk tidak meremehkan kebajikan sedikit pun, termasuk senyuman. Beliau bersabda, “Jangan meremehkan sedikit pun dari amal kebaikan, meski hanya sekadar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri (senyum)” (HR. Muslim).Adapun dalam perspektif ilmu kesehatan, olahraga terbaik dan paling efektif untuk menyehatkan wajah adalah dengan tersenyum. Selain bisa mengurangi lemak pada wajah, tersenyum juga bisa mencegah munculnya kerutan pada wajah. Dan lagi, senyuman juga dapat memperlancar aliran darah di sekitar syaraf wajah. Orang yang selalu tersenyum akan terlihat memancarkan aura citra positif. Menggerakan satu kali bibir untuk tersenyum, maka ribuan urat saraf yang terdapat dalam seluruh tubuh mengalami pergerakan. Senyum membuat otot di wajah lebih kencang.

Itu pada tingkat subjeknya. Lalu, pada objek yang disenyumi? Setiap orang yang melihat orang lain sedang tersenyum, tentunya akan merasa tentram, nyaman dan tenang. Itulah manfaat senyum yang kemudian menjadikannya bernilai ibadah. Ya! Senyum memang ibadah sosial, walau tak berbentuk materi.
Disinyalir bahwa senyum bisa mengobati hati yang terluka atau tersakiti. Senyum membuat kita lebih ikhlas. Senyum memberi kesabaran yang menguatkan jiwa. Singkatnya, efek tersenyum ketika Anda berinteraksi dengan sesama, akan memberikan kekuatan positif yang mampu menggerakkan semangat hidup Anda dan orang yang Anda senyumi.  
Dalam catatan Wikipedia, dalam perspektif fisiologis, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, juga di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang. Jadi, dengan tersenyum Anda akan terlihat kuat dan tabah menghadapi kerasnya kehidupan. Persoalan hidup yang sulit juga -kendati menekan Anda - akan dilupakan sejenak sehingga Anda memiliki kekuatan lebih untuk menyelesaikan persoalan hidup yang lain.
Menurut Dr. Aidh al-Qarni dalam La Tahzan, term “senyum” itu sendiri adalah kata yang indah, menarik hati, menyenangkan dan menggembirakan. Setiap orang yang melihat seseorang sedang tersenyum akan merasa damai dan hati diliputi kesejukan. 
Maka, tersenyumlah sebagai olahraga yang menyehatkan, ibadah bagi Anda serta sedekah bagi orang di sekitar Anda. Namun, yang patut ditegaskan, agar senyuman Anda berdampak positif maka senyumlah se-ikhlas hati. Jangan pernah membungkus senyuman dengan kepentingan. Sebab itu berarti Anda mencabut senyum dari esensinya.

SENYUM ITU SEDEKAH BANYAK KETAWA ITU MUSIBAH SEKADAR RENUNGAN DAN SECEBIS PERINGATAN...

- Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah." (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi). 
Rasulullah SAW bersabda, "Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan  
  nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan
  bagi seseorang yang tersesat juga sedekah." (HR Tirmizi dan Abu Dzar).
Senyum itu sedekah? Begitu mudah untuk mendapat pahala sedekah tanpa mengeluarkan wang ringgit
  atau peluh !Tapi, benarkah senyum itu mudah? Senyum adalah luahan batin. Ia merupakan ciri khas
  makhluk yang bernama manusia. Manusia mudah jatuh hati pada seseorang yang tersenyum. Senyum
  juga mampu menumbuhkan rasa gembira, menyebabkan hati menjadi damai. Senyum juga mampu 
  mengusir duka. Sebaliknya, tanpa senyum, orang akan menjauhkan diri dari kita. Manusia cenderung
  untuk tidak menyukai sikap sombong, angkuh, kasar dan bengis…dan semuanya wujud tanpa 
  senyuman. Firman Allah SWT., "Maka disebabkan rahmat Allah lah kamu berlaku lemah lembut 
  terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
  dari sekelilingmu." (QS. Ali-Imran : 159)
Senyum yang lahir dari perasaan adalah senyum sejati. Ia hadir saat seorang Muslim bertemu 
  dengan saudaranya atau menyaksikan peristiwa yang mengundang senyum. Peribadi Rasulullah
  SAW sentiasa dihiasi dengan sifat ini. Abdullah bin Harits mengatakan, "Saya belum pernah 
  melihat seorang pun yang paling banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW." (Riwayat Ahmad).


Senyum yang tiada pahala


Senyum itu mudah? Senyuman yang tulus itu sukar. Senyuman yang dusta juga bukan suatu yang mudah. Oleh itu senyum yang menjadi sedekah juga bukan semudah yang kita bayangkan. Sesungguhnya, "Senyum itu akan terasa berat dilakukan bagi jiwa yang belum dibiasakan dengan kebaikan…." (Muhammad Qutb)


Senyum dusta pula adalah hasil rekayasa (budaya atau dalam perancangan melaksanakan sesuatu). Senyuman yang menghiasi diri sekadar memperolehi manfaat dari orang yang dihadiahkan senyuman. Seperti senyuman seorang jejaka untuk memikat, senyuman para jurujual untuk menarik para pelanggan atau senyuman para peniaga untuk menjaga hati pembeli.


Banyak ketawa banyak musibah


Orang banyak ketawa akan lebih suka
membiarkan masa berlalu tanpa diisi dengan sesuatu bermanfaat. Bukan itu saja, kadang-kadang, banyak ketawa boleh melupakan manusia daripada mengingati mati dan himpunan dosa yang menimbun dalam diri. Apabila lupa kepada mati, manusia akan lupa membuat persiapan menuju ke alam abadi kerana terlalu leka dengan keindahan, kekayaan, keseronokan dan kegembiraan yang tidak lebih hanya bersifat sementara. Orang banyak ketawa akan banyak membawa kepada kelalaian memikirkan tugasan dan amanah yang perlu dilaksanakan sebagai khalifah, ketua, ayah dan pemimpin dalam dunia.

Abdullah bin Abi Yu'lah pernah berkata: Adakah kamu masih bergelak ketawa sedangkan kain kafanmu sudah pun dikeluarkan dari istana Allah.
Justeru, bermuhasabah diri adalah jalan paling terbaik dilakukan sepanjang masa agar tidak terlalu leka dengan keseronokan dan keriangan yang dinikmati di dunia. Ini kerana, ia adalah suatu dugaan daripada Allah kepada hambaNya beriman. Di samping itu, kita digesa supaya menilai keperibadian sendiri pada setiap waktu agar dapat mengenal pasti setiap kelemahan dan kesalahan sama ada sengaja atau tidak. Kita juga diminta tidak mudah berpuas hati dan leka dengan pencapaian tersendiri, dan akhirnya menjadikan ketawa sebagai teman kepada keseronokan.

Benarlah ada kata-kata yang menyebut bahawa orang yang banyak ketawa akan banyak menangis kemudian. Hal ini kerana, manusia celaka di dunia yang banyak ketawa bukan saja tidak akan mampu ketawa dalam azab Allah, bahkan tidak akan mempunyai masa untuk mengukir senyum.
Sebaliknya, akan dihiasi dengan jeritan dan tangisan yang menghibakan. Abdullah Ibn Abbas pernah berkata; sesiapa melakukan perbuatan dosa dan kemudian ketawa, nescaya akan dimasukkan ke dalam neraka dengan tangisan.

Sekali lagi ditegaskan bahawa Islam tidak pernah melarang umatnya untuk ketawa, tetapi biarlah di atas landasan syariat yang sederhana. Hal ini kerana, kita tidak dapat mengelakkan sesuatu yang semula jadi tercipta. Semoga kita akan sama-sama berusaha mengawal diri daripada menyebabkan hati mati kerana apabila ia berlaku, maka akan hilanglah kenikmatan hidup untuk menjadi mukmin yang beriman kepada Allah



Menyingkap sirah Rasulullah ketika Baginda hebat melancarkan misi dakwah melalui jihad perang selepas hijrah ke Madinah, Allah menempelak sebahagian tentera munafik yang pada mulanya menyatakan persetujuan untuk
bersama-sama Rasulullah di medan peperangan, tetapi membatalkan janji dan persetujuan mereka pada saat-saat genting tentera Islam bakal bertarung dengan kekuatan tentera Musyrikin
Quraisy dalam Perang Uhud. Berikutan peristiwa itu, Allah berfirman yang bermaksud : Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis dengan banyak. (Surah at-Taubah, Ayat 82). Jelas daripada mafhum ayat ini, Allah mengungkapkan sifat lazim kaum munafik yang selalunya suka mengamalkan tabiat ketawa berlebihan. Justeru, jika begitulah sikap mereka, maka sebagai umat Islam, kita harus segera membuang sikap sedemikian.

Sedih, murung, riang, gembira dan ketawa adalah sentuhan naluri semula jadi, tetapi Islam tetap menghadkannya untuk mengelaknya berlaku dalam keadaan melampau. Lantaran itulah, walaupun berada dalam apa juga keadaan hidup yang akhirnya menuntut diri seseorang secara spontan berada dalam keadaan yang sesuai dengan apa yang dialami dan dirasai, Islam menyediakan pilihan lain yang boleh diguna pakai bagi mengelak daripada bertindak di luar batasan kemanusiaan apabila hati dan perasaan bertindak balas dengan apa yang dialami.

Rasulullah bersabda yang bermaksud: Dan janganlah kamu banyak ketawa kerana banyak ketawa itu mematikan hati. (Riwayat Ahmad dan at-Tirmizi). Jika dihayati maksud hadis ini, sewajarnya setiap insan mukmin segera menginsafi diri untuk tidak menjadikan ketawa sebagai perantara untuk menzahirkan perasaan tersendiri dengan cara berlebihan. Hal ini kerana dibimbangi boleh membawa kepada beku dan matinya hati. Hati adalah ejen penggerak utama sahsiah dan keperibadian seseorang. Justeru, jika hati sudah tidak lagi berfungsi dalam erti kata menjadi petunjuk dan pemandu arah manusia untuk meneruskan kembara hidup ini, maka sudah tentu tidak ada sedikit pun manfaat dan ganjaran yang diperoleh kerana pergerakan fizikal tidak lagi berpandukan arahan hati yang murni

SENYUM BUKAN UNTUK ORANG KAYA, BERHARTA TAPI SENYUM ADALAH UNTUK SEMUA..


Seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya, “Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang boleh kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya ?”

Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).

Dalam hadis lain disebutkan bahawa senyum itu ibadah,“Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).

Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits, pernah menyatakan tentang Rasulullah SAW,“Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW.” (HR Tirmidzi).

Meskipun ringan, senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan.

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR Muslim).

Mungkin kita sering berfikir bahawa sedekah itu berkaitan erat dengan harta benda seperti pemberian wang, pakaian, atau apa pun yang langsung boleh dinikmati penerima dalam bentuk barangan. Hal itu juga mungkin yang ada dalam fikiran para sahabat Rasulullah SAW, sehingga mereka sangat gelisah kemudian mempertanyakannya.

Kerana itu, tidak semestinya seorang Muslim membiarkan satu hari pun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah. Jika kita punya wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah, tentulah hal itu menjadi mustahil.

Di antara keistimewaan sedekah adalah menolak bala (musibah).

Dari Sayyid Ali Ar-Ridha, dari Sayyid Ja’far Ash-Shadiq, dari Sayyid Ali Zainal Abidin, dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhum, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana.”

Senyum itu ubat segala keperitan


Ceria dan senyumlah kerana keceriaan itu ubat segala keperitan.

Kegembiraan, kebahagiaan yang terpancar di wajah itu mampu mengubati kesakitan dan kepedihan hati ibaratkan madu merawati luka.. sakit, pedih, tetapi ia merupakan rawatan paling mujarab.
"Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramal makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah."

[HR Tirmizi dan Abu Dzar]

“Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.”

Andai kita tidak mampu membuat orang gembira.. sekurang-kurangnya janganlah membuat mereka sengsara.. Andai kita sengsara, derita.. janganlah sentiasa bermasam muka.. senyumlah walaupun terpaksa.. sekurang-kurangnya tidak menyakiti hati sesama kita..

Senyum itu indah



Senyum itu dari hati jatuh ke hati. Junjungan besar kita iaitu Rasullah SAW  yang sentiasa senyum dan senyuman baginda itu adalah satu sunnah . Pasti kita akan memperolehi pahala apabila melakukan senyuman itu dengan ikhlas.  Selain itu, senyuman juga menzahirkan kita sebagai  umat yang  mesra , lembut, berdedikasi dan beradab. Orang yang berada di sekeliling kita mudah juga untuk mendekati kita jika kita tidak jauh dari memberikan senyuman yang ikhlas pada mereka. Apabila kita tidak memberikan senyuman dan sentiasa menunjukkan reaksi muka yang masam atau berkerut dahi pasti susah untuk mendapatkan kawan atau sukar di dekati oleh orang sekeliling.
Dari Jabir bin Abdullah r.a katanya:”Rasulullah SAW bersabda “Tiap-tiap perkara yang makruf menjadi sedekah. Antara perkara yang makruf itu ialah hendaklah engkau (semasa) bertemu dengan saudaramu (sesama anak Adam) biarlah dengan muka yang manis dan (kalau ada yang meminta air) hendaklah engkau tuangkan timbamu ke dalam bekas air yang dibawanya.”
(Riwayat Ahmad)
Senyuman Rasulullah s.a.w banyak menjayakan misi dakwah. Senyuman adalah ciptaan indah Allah SWT. Malah senyuman juga adalah kuntuman indah yan sentiasa dipersembahkan Rasulullah s.a.w. Manusia sempurna yang patut diteladani segala sifat, sikap dan tingkah lakunya
Dari Abu Zar r.a :- Rasulullah s.a.w bersabda : “Senyum kepada saudara (muslim)mu adalah sedekah, menyeru kepada ma’ruf dan melarang dari mungkar adalah sedekah, menunjukkan jalan kepada seseorang yang tersesat jalan adalah sedekah, menolong seorang yang penglihatannya kabur adalah sedekah, menyinkirkan batu-batu, duri-duri dan tulang (dari jalan) adalah sedekah dan menuangkan air dari timbamu kepada timba saudaramu adalah sedekah”. [Riwayat At-Tirmizi]
Tidak semestinya seorang Muslim membiarkan satu hari pun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah. Jika kita punya wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah, tentulah hal itu menjadi mustahil. Di antara keistimewaan sedekah adalah menolak bala (musibah).
Dari Sayyid Ali Ar-Ridha, dari Sayyid Ja’far Ash-Shadiq, dari Sayyid Ali Zainal Abidin, dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhum, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana.”
Justeru itu, berikan senyuman dengan orang yang berada disekeliling anda sekarang kerana senyuman itu adalah penyeri kehidupan dan seri kehidupan itulah yang mengeratkan  ukhwah kita .